EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN



MAKALAH

 Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
                                                           Evaluasi Pembelajaran                            

Dosen Pengampu:
Hesty Puspitasari, M.Pd













Oleh:
Kelompok I
Ayunda dini S                        NIM.15108810009
Zaitun                                     NIM.15108810022
Yeny Septi N                          NIM.15108810032





UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
APRIL 2017



            Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan  ke alam yang terang benderang.
            Kami sangat bersyukur, berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Strategi Belajar Mengajar, khususnya berkaitan dengan Strategi Belajar Interaktif. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca, khusunya para mahasiswa Universitas Islam Balitar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu  kepada dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar,  kami sangat mengharapkan masukkannya untuk perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharap kritik dan saran dari para pembaca.


Blitar, 22 Oktober 2017

Penyusun,











1.      Latar Belakang

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

2.      Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa Rumusan Masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari evaluasi hasil belajar?
2.      Bagaimana karakteristik evaluasi hasil belajar?
3.      Bagaimana model evaluasi hasil belajar?
4.      Bagaimana pendekatan evaluasi hasil belajar?
5.      Bagaimana pengembangan evaluasi hasil belajar?
6.      Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar?
7.      Bagaimana memonitoring evaluasi hasil belajar?
8.      Bagaimana mengolah evaluasi hasil belajar?

3.      Tujuan Masalah

Dengan melihat latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa Tujuan Masalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi hasil belajar.
2.      Untuk mengetahui karakteristik evaluasi hasil belajar.
3.      Untuk mengetahui model evaluasi hasil belajar.
4.      Untuk mengetahui pendekatan evaluasi hasil belajar.
5.      Untuk mengetahui pengembangan evaluasi hasil belajar.
6.      Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
7.      Untuk mengetahui monitoring evaluasi hasil belajar.
8.      Untuk mengetahui pengolahan evaluasi hasil belajar.




A.    Evaluasi Hasil Belajar

1.      Pengertian Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.  Padanan kata evaluasi adalah assessnment yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessnment ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.
Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan untuk melakukan evalusi kita memerlukan alat ukur.

2.Karakteristik

Menurut Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah “valid, reliabel, relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional”.
1.      Valid, artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Misalnya, alat ukur matapelajaran Ilmu Fiqih, maka alat ukur tersebut harus betul-betul dan hanya mengukur kemampuan peserta didik dalam mempelajari Ilmu Fiqih, tidak boleh dicampuradukkan dengan materi pelajaran yang lain. Validitas suatu alat ukur dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain validitas ramalan (predictive validity), validitas bandingan (concurent validity), dan validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan lain-lain. Penjelasan tentang validitas ini dapat Anda baca uraian modul berikutnya.
2.      Reliabel, artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent). Misalnya, suatu alat ukur diberikan kepada sekelompok peserta didik saat ini, kemudian diberikan lagi kepada sekelompok peserta didik yang sama pada saat yang akan datang, dan ternyata hasilnya sama atau mendekati sama, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
3.      Relevan, artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan. Alat  Ruang Lingkup, Karakteristik dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran ukur juga harus sesuai dengan domain hasil belajar, seperti domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Jangan sampai ingin mengukur domain kognitif menggunakan alat ukur non-tes. Hal ini tentu tidak relevan.
4.      Representatif, artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila guru menggunakan silabus sebagai acuan pemilihan materi tes. Guru juga harus memperhatikan proses seleksi materi, mana materi yang bersifat aplikatif dan mana yang tidak, mana yang penting dan mana yang tidak.
5.      Praktis, artinya mudah digunakan. Jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis. Kepraktisan ini bukan hanya dilihat dari pembuat alat ukur (guru), tetapi juga bagi orang lain yang ingin menggunakan alat ukur tersebut.
6.      Deskriminatif, artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun. Semakin baik suatu alat ukur, maka semakin mampu alat ukur tersebut menunjukkan perbedaan secara teliti. Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur cukup deskriminatif atau tidak, biasanya didasarkan atas uji daya pembeda alat ukur tersebut.
7.      Spesifik, artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
8.      Proporsional, artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit, sedang dan mudah. Begitu juga ketika menentukan jenis alat ukur, baik tes maupun non-tes.

3.      Model

Said Hamid Hasan (2009) mengelompokkan model evaluasi sebagai berikut : Model evaluasi kuantitatif dan Model evaluasi kualitatif.
1.      Model evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif menekankan paradigma bahwa suatuvariable/gejala yang dapat digambarkan secara teoritik. Hasil dari evaluasi kuantitatif dapat berupa angka-angka hasilpengukuran. Bahwa pendekatan kuantitatif adalah proses pengukuranyang objektif yang menggunakan prosedur formal dan metode yangfokus pada bidang yang sangat spesifik yaitu perkembangan anak yangdapat dengan mudah diamati dan dicatat. Informasi dikumpulkan pada satu waktu, dan hasilnya dapat digunakanuntuk membandingkan kinerja anak dalam grup dan usia yangsama/sebaya. Hasil ini juga dapat menunjukkan apakah seorang anaktelah menguasai tujuan khusus yang ditetapkan atau tidak.
Ciri yang menonjol dari evaluasi kuantitatif adalah :
1)      Penggunaanprosedur kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensipenerapan pemikiran paradigma positivisme. Sehingga model-modelevaluasi kuantitatif yang ada menekankan peran penting metodologikuantitatif dan penggunaan tes.
2)      Tidak digunakannyapendekatan proses dalam mengembangkan criteria evaluasi.
Prosedur evaluasi kuantitatif meliputi :
1)      Penentuanmasalahdanpertanyaan evaluasi
2)      Penentuan variable, jenis data dansumber data
3)      Penentuanmetodologi
4)      Pengembangan instrument
5)      Penentuan proses pengumpulan data
6)      Pengumpulan data dan proses pengolahan data
2.      Model evaluasi kualitatif
Model evaluasi kualitatif selalu menempatkan prosespelaksanaan kurikulum sebagai focus utama evaluasi. Oleh karena itulahdimensi kegiatan dan proses lebih mendapatkan perhatian dibandingkandimensi lain. Hasil evaluasi kualitatif berupa peringkat, mis.sangat baik, baik,sedang, kurang, sangat kurang.

4.      Pendekatan Evaluasi Hasil Belajar

Pendekatan Evaluasi Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu. Dengan demikian, pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Dilihat dari penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu criterion-referenced evaluation dan norm-referenced evaluation.
Pendekatan tradisional Pendekatan ini berorientasi kepada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di madrasah yang ditujukan kepada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek-aspek keterampilan dan pengembangan sikap kurang mendapat perhatian yang serius. Peserta didik hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran.
Pendekatan sistem  adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan. Jika pendekatan sistem dikaitkan dengan evaluasi, maka pembahasan lebih difokuskan kepada komponen evaluasi, yang meliputi : komponen kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk.
Dalam literatur modern tentang evaluasi, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi, yaitu penilaian acuan patokan (criterion-referenced evaluation) dan penilaian acuan norma (norm-referenced evaluation). Artinya, setelah Anda memperoleh skor mentah dari setiap peserta didik, maka langkah selanjutnya adalah mengubah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan pendekatan tertentu.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika Anda ingin menggunakan pendekatan ini, berarti Anda harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru. Anda juga dapat menggunakan langkah-langkah tertentu untuk menggunakan PAP, seperti menentukan skor ideal, mencari rata-rata dan simpangan baku ideal, kemudian menggunakan pedoman konversi skala nilai. Pendekatan ini cocok digunakan dalam evaluasi atau penilaian formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran. Umumnya, seorang guru yang menggunakan PAP sudah dapat menyusun pedoman konversi skor menjadi skor standar sebelum kegiatan evaluasi dimulai. Oleh sebab itu, hasil pengukuran dari waktu ke waktu dalam kelompok yang sama atau berbeda dapat dipertahankan keajegannya. PAP dapat menggambarkan prestasi belajar peserta didik secara objektif apabila alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang standar.
Penilaian Acuan Norma (PAN) Salah satu perbedaan PAP dengan PAN adalah penggunaan tolak ukur hasil/skor sebagai pembanding. Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif. Artinya, jika Anda sudah menyusun pedoman konversi skor untuk suatu kelompok, maka pedoman itu hanya berlaku untuk kelompok itu saja dan tidak berlaku untuk kelompok yang lain, karena distribusi skor peserta didik sudah berbeda. Untuk memahami kedua pendekatan evaluasi atau penilaian tersebut di atas, silahkan Anda membaca modul berikutnya.

B.     Pengembangan Evaluasi Pembelajaran

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. pendapat Norman E.Gronlund (1985) tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam  perencanaan suatu tes sebagai berikut :
1.      Menentukan tujuan tes (detrermine the purpose of the test).
2.      Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur melalui tes (identify the learning outcomes to be measured by the test).
3.      Merumuskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang spesifik dan dapat diamati (define the learning  outcomes in the terms of specific, observable behavior).
4.      Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur melalui tes (outline the subject matter to be measurred by the test).
5.      Menyiapkan suatu tabel yang spesifik atau kisi-kisi (prepare  a table  of specifications).
6.      Menggunakan tabel spesifik sebagai dasar untuk persiapan tes (use the table of specifications as basis for preparing test).

1.Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan) maupun non-tes.
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi :
1.      Data pribadi  (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat, dan lain-lain.
2.      Data tentang kesehatan peserta didik, seperti : penglihatan, pendengaran, penyakit yang sering diderita, kondisi fisik dan sebagainya.
3.      Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
4.      Data tentang sikap (attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap sesama teman sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap guru dan kepala sekolah, sikap terhadap lingkungan sosial, dan lain-lain.
5.      Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat di bidang olah raga, keterampilan mekanis, manajemen, kesenian, keguruan, dan sebagainya.
6.      Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olah raga, kepanduan, dan sebagainya.
7.      Data tentang minat (intrest) peserta didik.
8.      Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru dan orang tua sesuai dengan kesanggupan anak.
9.      Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan, hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya, dan sebagainya.

2.   Monitoring

Monitoring adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksaan dari penerapan kebijakan sehingga dapat disimpulkan bahwa focus daripada monitoring itu sendiri berdasarkan pada pelaksanaannya bukan berdasarkan hasil yang bertujuan untuk pengambilan keputusan. Hasil dari monitoring akan digunakan untuk memberikan binaan berupa masukan ( umpan balik ), bagi perbaikan pelaksanaan program.
Monitoring sendiri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan teknik pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung dapat menggunakan wawancara formal dan informal serta observasi lapangan atau observasi proses yang berjalan. Cara – cara tersebut dapat digunakan untuk memantau kegiatan, peristiwa, komponen, proses, dan hasil dari pembelajaran.

3.      Mengolah

Pengolahan Data Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik. Analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka, sedangkan untuk data kualitatif, yaitu data yang berbentuk katakata, tidak dapat diolah dengan statistik. Jika data kualitatif itu akan diolah dengan statistik, maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian, tidak semua data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif, sehingga tidak mungkin diolah dengan statistik.
Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil evaluasi, yaitu :
1.      Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu : kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman konversi.
2.      Mengubah skor mentah  menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
3.      Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa hurup atau angka.
4.      Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda.
Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya adalah menafsirkan data. Ada dua jenis penafsiran data, yatu penafsiran kelompok dan penafsiran individual :
1.      Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan perbandingan antar kelompok.
2.      Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya dilakukan secara perorangan. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Berdasarkan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai tarap kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan atau tidak.



1.      SIMPULAN

Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan untuk melakukan evalusi kita memerlukan alat ukur. Menurut Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah “valid, reliabel, relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional”. Said Hamid Hasan (2009) mengelompokkan model evaluasi sebagai berikut : Model evaluasi kuantitatif dan Model evaluasi kualitatif. Pendekatan Evaluasi Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu. Dengan demikian, pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan) maupun non-tes. Monitoring adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksaan dari penerapan kebijakan sehingga dapat disimpulkan bahwa focus daripada monitoring itu sendiri berdasarkan pada pelaksanaannya. Pengolahan Data Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik.

 

2.      SARAN         

Dengan makalah ini,pembaca diharapkan dapat memahami materi tentang Evaluasi Hasil Belajar, mulai dari Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi sampai mengolah data hasil evaluasi belajar.


Arifin, Zainal, (2011), Evaluasi Pembelajaran : Edisi revisi, Cetakan Ke-2, Jakarta :Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS KUALITAS TES DAN BUTIR SOAL

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL TEST

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI NON-TEST