Makalah Bahasa Indonesia
PERKEMBANGAN
BERBAHASA INGGRIS SISWA KELAS 1 SD
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa
Indonesia
Dosen
Pembina
Sripit
Widiastuti S.Pd., M.Pd.
Oleh
Kelompok
I
Erin
Nofita NIM.
15108810023
Feti
Okta L. NIM.
15108810028
Risky Adinda NIM. 15108810018
Rezki Angesti NIM. 15108810036

UNIVERSITAS
ISLAM BALITAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JANUARI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan penyusun semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
penyusun dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini penyusun sadari masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu penyusun harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Blitar,
Januari 2016
Penyusun,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
dengan berjalannya waktu di era globalisasi. Begitu
pula dengan bahasa antarnegara yang semakin berkembang. Seluruh negara di dunia sudah tidak bisa lagi
hanya mengandalkan bahasanya sendiri untuk hidup berdampingan dengan
negara-negara lain. Berasal dari sinilah
harus ada satu bahasa yang menjadi bahasa internasional sebagai alat komunikasi
yang bisa digunakan di seluruh belahan dunia.
Bahasa Inggrispun dipilih menjadi bahasa internasional.
Keahlian berbahasa internasional
(bahasa Inggris) diperlukan untuk menguasai ilmu pengetahuan, memiliki
pergaulan luas dan karir yang baik. Hal ini membuat semua orang dari berbagai
kalangan termotivasi untuk mengusai bahasa Inggris.Meningkatnya kebutuhan akan
berbahasa Inggris di dunia rupanya juga terjadi di Indonesia. Bahasa Inggris menjadi penting untuk
dipelajari jika tidak ingin tertinggal dengan negara lain. Oleh karena itu,
beberapa tahun belakangan ini pembelajaran bahasa Inggris dilakukan di semua
tingkat satuan pendidikan, tidak terkecuali pendidikan Sekolah Dasar yang
notabene siswanya dikategorikan sebagai pemula.
Banyak institusi pendidikan pra-sekolah,
baik yang bertaraf internasional maupun lokal, yang menerapkan bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran. Bahkan tidak hanya itu, bahasa
Inggris juga digunakan oleh para siswa dan guru sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari di lingkungan sekolah. Ternyata ada berbagai macam cara
agar bisa mempelajari cara bicara (speaking) diantaranya yaitu
memperbanyak kosa kata, membaca dengan suara keras, mengenal tata bahasa Inggris
sederhana, membaca tulisan bahasa Inggris, melakukan percakapan dengan bahasa
Inggris, mendengarkan lagu bahasa Inggris, menonton film bahasa Inggris, dan
senang dengan bahasa Inggris.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka terdapat tiga rumusan masalah dalah makalah ini.
Ketiga rumusan masalah tersebut adalah sebagai tersebut.
a.
Bagaimanakah hakikat pembelajaran bahasa Inggris di
SD?
b.
Bagaimanankah ruang lingkup pembelajaran bahasa
Inggris untuk siswa kelas 1 SD?
c.
Bagaimana kemampuan berbahasa Inggris siswa kelas 1
SD?
1.3 Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini memiliki tiga manfaat.
Ketiga manfaat tersebut ditujukan kepada mahasiswa, pembaca umum, dan calon
penulis makalah selanjutnya. Ketiga manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
a. Mahasiswa,
makalah memberikan pengetahuan awal atau konsep dasar menulis yang bermanfaat
bagi mahasiswa yang mengambil program kependidikan.
b. Pembaca
umum, menambah wawasan mengenai tahapan menulis yang baik dan benar sehingga
dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari.
c. Calon
penulis makalah, memberikan kesempatan kepada calon penulis makalah untuk
membahas topik yang lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Pembelajaran Bahasa
Inggris
Sebagai muatan lokal, bahasa
Inggris merupakan bahasa asing yang dipelajari setelah bahasa ibu. Dengan kata
lain, pengaplikasian serta alokasi waktu yang diberikan ditingkat sekolah
dasar tidak akan melebihi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu.
Kemudian, bahasa Indonesia itu sendiri tetap digunakan sebagai bahasa pengantar
pada mata pelajaran lain kecuali pada sekolah berstatus Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional. Melalui sejumlah pengamatan, secara umum, peserta didik
di kelas 1-3 terlihat antusias terhadap pembelajaran bahasa Inggris selama
pembelajaran tersebut tidak keluar dari patokan yang diberikan di dalam Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yakni memberikan materi sesuai tingkat
literasi performative. Kenyataannya,
tes sering menjadi tujuan utama dalam pembelajaran bahasa Inggris serta banyak
guru yang mengutamakan tes dalam proses pembelajaran. Guru juga sering terjebak
dan terpaku pada buku bahasa Inggris dari penerbit, sehingga tujuan
pembelajaran bahasa Inggris seringkali melenceng dari tujuan semula. Selain
itu, seharusnya pembelajaran lebih ditekankan pada kosakata yang beragam sesuai
dengan konteks kelas dan sekolah dan bukan melulu tentang grammar atau
structure, sesuai dengan pendapat Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) Retno Listyarti.
2.2
Ruang
lingkup pembelajarn siswa SD kelas 1
Ruang lingkup pembelajaran bahasa
Inggris di SD utamanya di kelas I menggunakan tema-tema sederhana yang memiliki
tindak tutur yang berterima seukuran siswa kelas IV SD sebagai individu pemula ) alphabets and greeting, (2) family, (3),
things in the classroom, (4) job , (5) part of body mengenal bahasa
Inggris. Diantara tema tersebut adalah (1 dan sebagainya, Pedoman Pembuatan
Silabus KKG bahasa Inggris (2007). Tema-tema tersebut dibelajarkan ditinjau
dari sudut aspek kebahasaan yaitu, listening,
reading, speaking,dan writing.
Aspek-aspek kebahasaan tersebut
dikemas sedemikian rupa untuk dibelajarkan dalam suatu tema. Karna masih dalam
taraf pengenalan maka pendalaman materi hanya dapat berkisar pada tema-tema
sederhana yang memungkinkan dalam jangkauan panca indra siswa dan imajinasi
sederhana siswa. Hal tersebut menyesuaikan dengan tataran kognitif anak SD
menurut.Piaget adalah pada tataran operasional konkrit. Demikian juga
mempertimbangkan suasana lingkungan belajar siswa. Jangan sampai materi yang
diberikan secara fakta tidak pernah berinteraksi dan di luar imajinasi siswa.
Sehingga harapan kebermaknaan belajar sangat jauh dari harapan.
Bahasa Inggris sama halnya dengan bahasa
Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu
sistemik , manasuka, ujar, manusiawi, dan komunikatif . Disebut sistemik karena
bahasa merupakan sebuah sistem yang terdiri dari sistem bunyi dan sistem makna.
Manasuka karena antara makna dan bunyi tidak ada hubungan logis. Disebut ujaran
karena dalam bahasa yang terpenting adalah bunyi, karena walaupun ada yang
ditemukan dalam media tulisan tapi pada akhirnya dibaca dan menimbulkan bunyi.
Disebut manusiawi karena bahasa ada jika manusia masih ada dan memerlukannya,
Santosa (2005).
Sehingga pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris harus dikembalikan sebagai pembelajaran bahasa yang manusiawi. Kita mungkin masih ingat bagaimana orang tua kita mengajarkan bahasa pada adik kita, demikaian juga halnya saat kita belajar bahasa, tak terkecuali belajar bahasa Inggris. Tanpa metode apapun mereka mengajarkan bahasa tetapi kita akhirnya dapat berbahasa. Namun ketika menginjak usia sekolah dan mendapat pelajaran bahasa , keadaan menjadi terbalik. Bahasa yang semula merupakan hal yang mudah dan mengasikkan berubah menjadi pelajaran yang sulit, (Goodman, 1986 dalam Santosa, 2005).
Sehingga pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris harus dikembalikan sebagai pembelajaran bahasa yang manusiawi. Kita mungkin masih ingat bagaimana orang tua kita mengajarkan bahasa pada adik kita, demikaian juga halnya saat kita belajar bahasa, tak terkecuali belajar bahasa Inggris. Tanpa metode apapun mereka mengajarkan bahasa tetapi kita akhirnya dapat berbahasa. Namun ketika menginjak usia sekolah dan mendapat pelajaran bahasa , keadaan menjadi terbalik. Bahasa yang semula merupakan hal yang mudah dan mengasikkan berubah menjadi pelajaran yang sulit, (Goodman, 1986 dalam Santosa, 2005).
Pembelajaran bahasa konvensional
sering memisahkan aspek-aspek kebahasaan yang diajarkan secara terpisah-pisah.
Walaupun saat ini sudah ada metode pembelajaran terpadu tetapi kadang-kadang
kita lebih senang mengkotak-kotakkannya karena kepentingan guru secara
birokratik harus memenuhi standar penilaian tiap aspek kebahasaan. Walaupun
sering kita dengar pendekatan integratif dan whole language, tetapi masih saja kita terkungkung oleh pandangan
bahwa bahasa itu terdiri dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Menurut Routman (1991) dan Froese
(1991) ada delapan komponen whole language yaitu reading loud, journal writing, sustained silent reading dan independent writing. Semua komponen
tersebut berbasiskan siswa. Namun sesuai dengan pengertian whole language kedelapan komponen tersebut dibelajarkan secara
utuh.
Dalam pengenalan bahasa Inggris untuk
siswa pengguna bahasa ibu bahasa Indonesia, kita hendaknya menganggap siswa
tersebut seorang bayi yang baru akan belajar bahasa. Kita tidak bisa memulai
pengenalan belajar bahasa dengan cara menghapalkan kata dan arti, mengenalkan
tensis, dan yang lainnya seperti kita belajar sewaktu di bangku SMA. Banyak
sekali buku–buku pelajaran bahasa Inggris untuk SD yang ditulis dengan gaya seperti
itu. Pola pembelajaran bahasa Inggris dengan tingkat pengenalan sedapat mungkin
diciptakan suasana bahwa di ruangan itu adalah ruangan yang segala bentuk tampilan
berbahasa menggunakan bahasa Inggris.
2.3
Kemampuan
berbahasa Inggris siswa SD kelas 1
Anak usia SD adalah masa emas dalam
belajar bahasa. Anak SD yang berusia 7-12 tahun secara psikologis berada pada
masa kanak-kanak tengah, middle childhood.
Usia ini menjadi masa emas untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa
pertama). Menurut Ericson, tokoh psikososial bahwa kemampuan berbahasa anak
pada usia ini lebih berkembang dengan cara berfikir konsep operasional konkret.
Kondisi otaknya masih plastis dan lentur sehingga penyerapan bahasa lebih
mudah.
Ketika anak berusia 6-13 tahun atau
berada dibangku sekolah dasar, area pada otak yang mengatur kemampuan berbahasa
terlihat mengalami perkembangan paling pesat. Pada usia SD seperti itu biasa
disebut juga sebagai critical periods.
Kemampuan anak pada usia SD dalam proses kognitif, kreativitas, dan divergent thinking berada pada kondisi
optimal. Berdasarkan hasil riset teknologi brain
imaging di University of California, Los Angeles, secara biologis anak SD
menjadi waktu yang tepat untuk mempelajari bahasa asing.
Anak-anak yang belajar mempelajari
bahasa asing lain mempunyai kemampuan lebih dalam tugas memori episodic, mempelajari kalimat dan kata,
dan memori semantik, kelancaran menyampaikan pesan dan mengategorikannya.
Hal
ini menunjukan bahwa mempelajari bahasa asing tidak akan mengganggu performa
linguistik anak dalam bahasa apapun. Belum ada bukti bahwa bahasa pertama akan
bermasalah jika mempelajari bahasa kedua, ketiga, dan seterusnya. Sebab fase
anak-anak tengah memiliki fleksibilitas kognitif dan meningkatnya pembentukan
konsep.
Anak-anak SD mampu memahami bahasa
asing dengan baik seperti halnya pemahaman terhadap bahasa ibunya dalam empat
keterampilan berbahasa: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. oleh
karena itu, anak-anak usia SD secara biologis berada dalam masa emas untuk
mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia.
Hurlock (1993)
Di SD anak-anak lebih cenderung pada
bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Inilah yang menjadi masalah, anak
lebih termotivasi belajar bahsa Inggris ketimbang bahasa Indonesia sehingga
penguasaan bahasa Indonesia lebih jelek daripada bahasa Inggrisnya.
Seperti yang ditulis oleh Ainna
Amalia FN, dosen Psikologi IAIN Sunan Ampel, Surabaya, menghilangkan bahasa
Inggris dari kurikulum SD bukan solusi terbaik. Masalahnya ada pada sisi
perhatian dan minat anak terhadap bahasa Indonesia. Sehingga perlu perbaikan
dan membuat menarik pelajaran bahasa yang kurang mendapat perhatian dan minat
itu. Perlu adanya pembenahan komprehensif, baik isi maupun metode pembelajarannya.
Metode yang dipakai harus variatif dan kreatif serta media pembelajaran yang
menarik.
Penguasaan
bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab sosial anak sebagai bahasa nasional.
Di sisi lain, bahasa Inggris juga penting sebagai bekal generasi kita dalam
menghadapi era globalisasi.
Berikut
ini kemampuan yang dapat dicapai siswa SD kelas 1:
a. Mampu mengenal kosa kata dengan lagu di kelas rendah
Pada kelas awal yaitu kelas 1, 2, dan 3 biasanya
teknik memperkenalkan kosa kata lebih banyak didominasi oleh gambar. Namun
demikian ada cara cepat mengembangkan kosa kata bahasa Inggris siswa kelas
rendah ini yaitu dengan menggunakan lagu. Anda bisa menggunakan lagu ini di
awal pembelajaran sebagai bentuk apersepsi atau ice breaker. Dengan menyanyi anak akan lebih senang mengingat kosa
kata dan tidak bosan. Lirik lagu bahasa Inggrisnya menggunakan lagu anak 'water melon'.
b. Mampu menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia
Translate atau menerjemahkan
teks bacaan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia mungkin akan menjadi
satu pekerjaan yang membosankan di awal belajar siswa. Namun ketika pekerjaan
ini sering dilakukan berulang-ulang, semakin banyak kosa kata yang sudah pernah
diterjemahkan, maka siswa akan merasa senang untuk melakukannya karena merasa
semakin mudah dilakukan. Seorang guru harus intensif memberikan bimbingan
kepada siswa dalam menterjemahkan, teknik yang mudah mencari kata dalam kamus,
dll. Aktivitas menterjemahkan memberikan banyak pengalaman belajar kepada siswa
antara lain memperbanyak kosa kata dan analisis susunan kalimat.
c. Mengenal 4 skill berbahasa
Inggris sekaligus
Dalam setiap pembelajaran 4 skill berbahasa Inggris
yaitu listening, speaking, writing, dan reading harus diusahakan tercover semuanya. Ketika mengajarkan
teks reading, paling tidak siswa
harus mendengarkan guru terlebih dahulu membacakan kalimat demi kalimat teks
bacaan kemudian diikuti siswa. Setelah selesai mendengarkan dan menirukan,
siswa disuruh membaca sendiri. Dalam konteks yang sederhana bagi siswa SD
kegiatan menirukan dan membaca ini juga termasuk kategori speaking. Untuk kegiatan menulis, guru bisa menyuruh siswa untuk
menyalin teks bacaan yang ada. Atau jika materi bacaan dibuat sendiri, guru
bisa mendikte bacaan bahasa Inggris tersebut untuk ditulis siswa pada kelas
tinggi, kemudian dilanjutkan kegiatan mendengarkan, menirukan, dan membaca
seperti di atas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan kajian pada
bagian pembahasan, maka terdapat dua kesimpulan yang dapat disajikan. Kedua
kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perlu adanya teori dan pendekatan yang efektif untuk diaplikasikan dalam
mempelajari bahasa Inggris. Ada tiga teori yaitu teori tingkah laku, teori
kognitif, dan teori penyerapan bahasa secara alami
b. Ternyata ada berbagai macam cara agar bisa mempelajari cara bicara (speaking)
diantaranya yaitu memperbanyak kosa kata, membaca dengan suara keras, mengenal
tata bahasa Inggris sederhana, membaca tulisan bahasa Inggris, melakukan
percakapan dengan bahasa Inggris, mendengarkan lagu bahasa Inggris, menonton
film bahasa Inggris, dan senang dengan bahasa Inggris.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka
terdapat dua saran yang diberikan kepada mahasiswa program studi Pendidikan
Bahasa Inggris dan calon penulis makalah selanjutnya. Kedua saran tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, hendaknya menguasai teori
tentang pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa SD dan aspek-aspek pembelajaran
sehingga mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik.
b. Bagi
calon penulis makalah selanjutnya hendaknya membahas topik tentang pembelajaran
yang lain yang belum disajikan atau dibahas pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Marthayunanda.2009.
Trik Belajar Bahasa Inggris Cepat, (Online), (http://id.shvoong.com/exact-sciences/1897293-trik-belajar-bahasa-inggris-cepat/#ixzz28JSa6X8D), diakses
04 Oktober
2015 pukul 19.24.
Kasirin, Untung.2011. Belajar
Bahasa Inggris: Teori & Pendekatan, (Online), (http://untungkasirin.wordpress.com/2011/11/20/belajar-bahasa-asing-teori-pendekatan), diakses
04 Oktober 2015 pukul 19.25.
Komentar
Posting Komentar